Tradisi “marpangir” (mandi pakai sejenis jeruk purut) sudah lama di kenal oleh masyarakat batak. Hingga kini di daerah Sipirok tradisi marpangir masih dilakukan bahkan merupakan suatu ritual yang umum dilakukan menjelang bulan puasa. Saudara kita yang Muslim akan mandi marpangir bersama di batang aek. Belakangan tradisi ini mulai ditinggalkan oleh sebagian besar orang Batak Toba, tidak jelas mulai kapan tradisi ini menjadi tidak populer, namun diduga karena tradisi marpangir dianggap bagian dari hasipelebeguon (kegelapan/animisme).
Konon para datu (dukun) selalu mensyaratkan setiap pasiennya untuk marpangir, tentunya unte pangir yang dipakai mandi tersebut sudah harus di bawa ke dukun yang bersangkutan dan di bacakan mantera-mantera. Kemungkinan besar itulah yang membuat sebagian besar orang Batak Toba (Kristen) menganggap marpangir menjadi bagian dari hasipelebeguon
Kalau kita cermati (sekali lagi CERMATI !) sesungguhnya bukan kegiatan mandi pakai unte pangir tersebut yang salah dan menimbulkan dosa, tetapi ketika kita datang ke dukun dan membawa unte pangir untuk di bacakan mantera dan mengunakannya harus dengan persyaratan tertentu.
Dengan kata lain jika kita beli unte pangir dari pasar dan pakai mandi dirumah tanpa ritual atau mantera-mantera(syarat-sayarat tertentu) maka tidak ada unsur hasipelebeguon.
Saya pribadi semasa hidup almarhum dainang pangintubu (Op. Tamado boru) beberapa kali marpangir atas anjuran beliau jika melihat saya letih, lesu atau sedang flu berat. Unte pangir saya titip beli dari pasar Senen (Jakarta) atau pasar Malabar (Perumnas I Tangerang). Unte pangir tersebut dipotong-potong dan dimasukkan ke ember, aduk dan isi air hingga penuh. Air tersebut saya gunakan mandi. (Ingat .. tidak ada mantera maupun syarat2). Hasil yang saya dapat setelah mandi luar biasa… badan terasa segar, wangi dan tentunya efek berikutnya adalah keceriaan atau istilah kerennya “aura” nya muncul kembali.
Lama hampir 2 tahun terakhir ini marpangir tidak pernah saya lakukan lagi. (mungkin karena dainang yang biasa menganjukan sudah wafat 01 September 2007 yang lalu sehingga tidak ada lagi yang menganjurkan, he.he.he. mestinya ini tugas siapa? Oi .Mak Agam.. jgn lupa ingatkan Bapak Agam tuh) . Sabtu 20 Juni 09 lalu saya flu berat dan istirahat total di rumah. Saya punya komitmen harus bangun pagi pada hari Minggu 21 Juni 09 karena akan ikut ambil bagian dalam pelayanan Ibadah Pagi (pukul 06.00 wib) di HKBP Bonang Indah. Minggu pagi pukul 04.30 saya bagun, setelah doa pagi mau mandi tapi kok rasanya badan pegal-pegal. Entah kenapa saya kepengen marpangir tapi dimana mencari unte pangir tanpa ada persiapan sebelumnya. Seketika terbersit dalam pikiran kenapa tidak pakai jeruk limo yang kebetulan ada pohonnya di teras rumah dan buahnya banyak. Alhasil saya petik 5 buah jeruk limo dan saya rajang gunakan pengganti unte pangir. Marpangir pun terlaksana dan badan saya terasa segar bugar walaupun masih tetap flu, ketika akan berpakaian untuk berangkat ke gereja, istri tercinta heran kok wangi amat mandi pakai apa ? (belum tahu dia…)
Ternyata pepatah : Tidak ada rotan akar pun jadi berlaku juga untuk urusan marpangir. Tidak ada unte pangir, jeruk limo pun jadi.
Penasaran dengan khasiat yang terkandung di unte pangir (jeruk purut), saya pun searching kemana-mana dan hasilnya sbb:
Uraian : Jeruk purut banyak ditanam orang di pekarangan atau di kebun kebun. Daunnya merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, panjang 8 -15 cm, lebar 2 – 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuningkuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering digunakan dalam masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak dengan cangkok dan biji. |
Nama Lokal : NAMA DAERAH Sumatera: unte mukur, u. pangir (Batak), lemau purut, l. sarakan (Lampung), lemao puruik (Minangkabau), dema kafalo (Nias). Jawa: limau purut, jeruk wangi, jeruk purut (Sunda, Jawa). Bali: jeruk linglang, jeruk purut. Flores: mude matang busur, mude nelu. Sulawesi: ahusi lepea (Seram), lemo puru (Bragi.s). Maluku: Munte kereng (Alf’uru), usi ela (Amhoh), lemo jobatai, wama faleela (Halmahera). NAMA ASING Kaffir lime leaf and zest (I), bai magrut (T), Kabuyao, percupin orange, citron combara. NAMA SIMPLISIA Citri hystricis Folium (daun jeruk purut), Citri hystricis Pericaipium (kulit buah jeruk purut).BAGIAN YANG DIGUNAKAN |
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.
INDIKASI
Buah,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :
– influenza,
– badan terasa lelah,
– rambut kepala yang bau (mewangikan kulit), serta
– kulit bersisik dan mengelupas.
Daun,jeruk purut digunakan untuk mengatasi :
– badan letih dan lemah sehabis sakit berat.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, sediakan 1 – 2 buah air jeruk purut yang telah masak, lalu minum.
Untuk pemakaian luar, belah jeruk purut menjadi 2 – 4 bagian, lalu gosokkan ke kulit yang bersisik atau air perasan buahnya digunakan untuk membasahi rambut setelah keramas.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Influenza
Potong sebuah jeruk purut masak dan banyak airnya, lalu peras. Seduh air perasannya dengan 60 cc air panas. Minum sekaligus selagi hangat.
Kulit bersisik dan mengelupas
Belah jeruk purut tua menjadi dua bagian. Gosokkan pada kulit yang bersisik, kering, dan mudah mengelupas di kulit kepala atau bagian lain dari tubuh. Lakukan satu kali sehari, malam sebelum tidur.
Mewangikan rambut kepala
Cuci 1 buah jeruk purut masak sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 1 sendok makan air bersih, lalu remas dan saring. Gunakan air saringannya untuk menggosok rambut setelah keramas.
Badan lelah setelah bekerja atau letih sehabis sakit berat
Sediakan 2 genggam daun jeruk purut segar. Rebus dalam 3 liter air sampai mendidih (selama 10 menit). Tuangkan ramuan tersebut ke dalam 1 ember air hangat dan gunakan untuk mandi.
Tulisan lain mengenai manfaat Unte Pangir dapat dibaca di:
https://gaya.tempo.co/read/1433634/ayo-lindungi-jantung-dan-tingkatkan-kekebalan-dengan-jeruk-purut
Teriring salam dan doa
St. Sampe Sitorus/br Sitanggang (A.Hitado Managam Sitorus).
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=221
Izin share Hahadoli.
Ndg pola jolo direbus tahe ni unte pangir i?.
Mauliate
Ndang pola amanguda. Tata do, dumenggan diiris iris ndungi diporo asa haruar sude asomna i.