Setelah bolak balik di minta oleh Ketua Parsadaan Raja Sitorus dohot Boruna Wilayah Tangerang (Amanguda Posman Sitorus) agar bersedia bersedia menjadi Raja Parhata dari horong Raja Dori, maka akhirnya ” I take the challange”.
Keputusan untuk bersedia menjadi Raja Parhata tu ulaon Pasahat Sulangsuang Pahompu Kel. Jeffer Hower Sitorus, SE. MM / Mira Koesoema Rani br Tampubolon, SH (A.Imanuel Yosua Magistero Sitorus) akhirnya saya sampaikan pada hari Minggu 20 Pebruari 2011. Hal itu berarti sebagai “parsiajar” saya hanya punya waktu 5 hari untuk mempersiapakan diri karena pada hari Sabtu 26 Pebruari 2011 akan dilaksanakan Ulaon Manuruknuruk laos Patua Hata (marhusip). Katua i (sebutanku kepada Amanguda Posman Sitorus) sangat mendukung dan memberikan berbagai panuturion (coaching).
Jujur saja ulaon tersebut diatas sangat berat karena aplikasi langsung ke ulaoan yang agak berbeda dengan yang berlaku umum mengingat parumaen (inang istrinya A.Josua) adalah boru Tampubolon “sian Jawa”. Saya tanyakan hasuhuton apakah sudah dilaksanakan ulaon mangain oleh Tulang Tampubolon ? (mengangkat menjadi putrinya Tulangnya A.Josua). Oleh pihak hasuhuton dijawab belum, namun sudah di sepakati jala dioloi Tulang Tampubolon. Adapun pelaksanaan mangain akan dilakukan pada hari Sabtu 19 Maret 2011 di pagi hari di gedung pesta unjuk sebelum acara pasahat sulangsulang pahompu.
Dengan berbagai persiapan yang telah dilaksanakan maka pada Sabtu 26/03 kami pun berkumpul di Batuceper Tangerang (rumah A.Josua), setelah doa bersama kami pun berangkat manopot Hulahulala i marga Tampubolon di Tebet Barat Raya. Doa pribadi saya pun terfokus agar saya dimampukan Tuhan menjalankan tugas yang akan saya emban.
Seperti biasa pasahat tudu-tudu sipanganon masih menjadi tugas horong ni Raja Boltok (hasuhuton). Setelah marsipanganon tibalah saatnya marsisisean dan mandat menjadi Raja Pangalusi (Parhata sian Raja Sitorus) pun di serahkan kepada saya. Jujur saja, saya agak “ngeper” juga karena yang saya adopi adalah “Raja Parhata Senior” dari pihak Tampubolon. Diawal pembicaraan saya “parjolo marsantabi” intinya agar pihak Tampubolon khususnya Raja Parhata yang saya hadapi harap maklum jika nanti terdapat kekurangan atau tidak dapat mengimbangi beliau. Tahukah anda jawaban apa yang saya terima ?. Sungguh luar biasa kearifan beliau yang justru memotivasi saya dengan mengatakan jangan khawatir sebab bagaimana pun jika seseorang telah “dipatujolo” menjadi Raja Parhata maka dia akan berperan sebagai Raja dan oleh karenanya Tuhan akan memberi khidmat dan pengetahuan sehingga dimampukan mengemban tugas dan tanggung jawabnya.
Akhir kata panghataion pun di mulai dan benar juga beliau, hingga akhir acara berakhir praktis semuanya berjalan lancar dan tidak ada yang “lari dari pakem”.
Puji Tuhan….(Haleluya), seluruh rangkain ulaon pun berakhir pukul 14.15 Wib dan ditutup doa oleh Hulahula Tampubolon dan kami pun “marhehe nauli” pulang ke rumah hasuhuton di Batuceper Tangerng untuk melanjutkan ulaon Martonggo Raja.
Memang benar adanya, jika Tuhan yang membimbing maka semuanya akan berjalan sesuai kehendakNya. Ulaon martonggo raja pun berjalan dengan baik, penuh suka cita khas orang Batak Kristen.
Dari pemaparan di atas, pelajaran apa yang dapat kita petik ?
- Jika kita “ditodo” (dipiih) orang untuk menjalankan suatu tugas, tentunya mereka telah mempertimbangkan potensi yang kita miliki.
- Siapapun yang manodo pastilah dia akan mendukung kita. Demikian halnya jika kita manodo (memilih) orang maka kita harus bersedia coahing dia.
- Perlu mempersiapkan diri agar mampu mengemban tugas dan tanggung jawab.
- DOA, kekuatan doa sangat luar biasa. (Hinorhon ni tangiang do satonga ni ulaon i). Bersandarlah kepada Tuhan !
- Jangan pernah rendah diri, namun hendaklah selalu rendah hati. (Jangan kecut meskipun menghadapi Parhata Senior, namun jangan pula menjadi terlalu percaya diri sehingga merasa sudah pintar, sebaliknya tetaplah rendah hati – jumolo marsantabi).
- Jika kita berada pada posisi Raja Parhata Tampubolon, adalah sangat arif dan bijaksana apa yang beliau sampaikan kepada saya. Beliau tidak memandang saya rendah, sebaliknya memberi motivasi bahkan dia tidak merasa lebih pintar. Inilah yang disebut Toho ma i anak ni Raja.
- Kasih mempersatukan na marhaha maranggi pomparan Raja Sitorus sehingga semua rangkaian ulaon berjalan lancar dan penuh suka cita.
- Hatangki di tambai dongan ate !
So…. ingatlah 1 Timoteus 4: 12
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Doa:
Allah Bapa sumber segala hikmad dan pengetahuan, mampukan saya untuk mengemban tugas Raja Parhata di ulaon Pasahat Sulangsuang Pahompu Kel. Jeffer Hower Sitorus, SE. MM / Mira Koesoema Rani br Tampubolon, SH (A.Imanuel Yosua Magistero Sitorus) pada hari Sabtu 19 Pebruari 2011 yang akan datang. Berikan kesehatan, sukacita dan damai sejahtera kepada suhut sihabolonan keluarga besar Sitorus dan keluarga besar Tampubolon. Khusus kami juga berdoa agar segala persiapan yang mereka lakukan boleh berjalan seturut kehendakMu. Biarlah sanak saudara dan handai taulan yang mereka undang dapat memenuhi undangan meraka. Bapa sorgawai…. secara khusus kami berdoa untuk inanguda Op. Yosua Sitorus br Tampubolon, yang saat ini terbaring sakit dan mendapat perawatan di rumah, ditengah usianya yang sudah sepuh mampukan dia untuk tetap bersyukur dan berpengharapan kepadaMu, Roh Kudus teguhkan imannya agar tetap setia kepada Allah Tritunggal hingga akhir hayatnya. Diatas semua permohonan kami, ampunilah kami akan kesalahan kami dan biarlah kehendakMu yang jadi. Amin.
Medang Lestari, Minggu 27 Pebruari 2011
St. Sampe Sitorus (A. Hitado Managam Sitorus).
Tuhan akan mencurahkan hikmad yg daripadaNya bagi orang yg hanya mengandalkanNya. Semangat terus ito. Tuhan senantiasa memberkatimu.